Rabu, 06 Juni 2012

CERPEN KOMPAS

Bukit Mawar Namanya Arjuna. Laki-laki, kurus, bujangan, 45 tahun-an. Ada yang memanggilnya ”Mas Ar”, ada juga yang memanggilnya dengan ”Kang Juna”. Siapa yang benar? Kurasa dua-duanya benar, karena Arjuna hanya tersenyum. Ketika ada yang penasaran mengapa dia diberi nama Arjuna, laki-laki itu hanya tersenyum ramah. Lalu, biasanya, dia akan melanjutkan dengan suaranya yang ragu dan sedikit gemetar bahwa itu pilihan ibunya. Ibunya hanya penjual bunga di makam. ”Apa ibu sampean penggemar wayang?” ada saja yang bertanya begitu. ”Saya tidak tahu. Dan saya juga tidak tertarik untuk bertanya,” jawabnya seperti biasa. Arjuna juga tidak setampan yang dibayangkan banyak gadis; paling tidak itu yang dialaminya dulu ketika masih remaja. Wajahnya berkesan layu, apalagi dengan rambutnya yang lurus tipis dan selalu berantakan. Belum lagi ada beberapa bopeng bekas cacar semasa bocah, maka Arjuna sangat jauh dari bayangan kegantengan pemuda idola. Dia sahabat sepermainanku, sejak masa belum sekolah, kemudian taman kanak-kanak, ngaji bersama, sampai kelas 3 sekolah dasar. Setelah itu, kami terpisahkan oleh nasib orangtua kami. Maksudku, aku terpaksa pindah ke Jakarta dan dia tetap di sana. Akan tetapi, nasib pula yang mempertemukan kami di tempat ini. Aku tinggal di dekat Bogor, dan ketika aku dan istri iseng-iseng mencari tanaman untuk rumah baru kami, aku dipertemukan dengan Arjuna. Begitulah, tanpa upacara, nyaris tanpa kata, aku bertemu dengan Arjuna, yang masih kurus, layu dan wajah berbopeng luka cacar. Namun sejak itu—dua tahun lalu—aku sering bertandang ke kediaman sekaligus kebunnya. *** Arjuna dan mawar memang tak terpisahkan. Maksudku, Arjuna adalah sahabatku, dan siapakah mawar? Bukan siapa-siapa, karena memang bukan manusia, tetapi tanaman. Mawar kampung. ”Kenapa?” tanyaku, suatu kali. ”Apanya yang kenapa?” jawabnya sambil membuat wadah dari sabut kelapa dan pelepah pisang untuk bibit. Tangannya sangat terampil menciptakan wadah-wadah sederhana itu. ”Mawar. Kenapa bukan Anthurium, atau Anggrek Hitam, misalnya?” ”Sudah pernah dan ketika anthurium merajai pasaran, aku bisa beli tanah ini, seluas ini,” ujarnya datar saja, tetap berkonsentrasi pada pekerjaannya. Kupandangi tanah seluas seribu meter persegi di tepi jalan itu. Ada patok-patok kayu. ”Mereka mau membangun mal,” ucapnya dingin. ”Maksudmu?” ”Mereka memaksaku untuk menjual tanah ini dan membangun mal di atas lahan ini.” ”Hmm… kalau harganya bagus, kenapa tidak dilepas.” ”Harganya bagus. Tapi aku tidak mau melepas.” ”Kenapa?” Dia diam, menarik nafas dalam-dalam dan menghembuskannya dengan sedikit kesal. ”Lantas di mana aku menanam mawar-mawarku?” *** Sepulangku dari kediaman Arjuna, aku tak bisa tidur. Aneh, manusia satu itu. Kuperkirakan, dia bisa mengantungi sedikitnya dua miliar; dengan luas dan posisi dekat jalan raya, dan dengan uang itu dia bisa membeli tanah yang lebih luas…lebih daripada cukup kalau untuk menanam mawar kampung! Gila. Tapi, entah mengapa, aku diserang rasa gelisah. Ada yang begitu murni, bodoh—mungkin—dan rasa cinta yang tulus, ketika dia mempertanyakan di mana akan menanam mawarnya. Ah, jangan-jangan aku sudah tertular penyakit gila yang dideritanya. Sangat tidak masuk akal. Sangat bodoh. *** Beberapa bulan berlalu, aku tidak main ke rumahnya. Mungkin karena jengkel, mungkin juga karena merasa berhadapan dengan orang sinting, aku tidak berminat menemuinya. Tapi, mungkin juga karena aku memang ditelan kesibukan pekerjaan. Aku harus mengawasi proyek, yang kadang-kadang membuatku berhari-hari di luar kota. Ketika pulang pun, aku hanya bisa bertemu dengan kesunyian rumah dan si Min, pembantu kami, karena istriku pun ditelan kesibukan kantornya, dan saat itu dia di Makassar. ”Dua hari yang lalu, ada orang ke rumah, nyari bapak…” ujar Min sambil membongkar tasku. Aku diam, mencoba menikmati kehampaan yang tiba-tiba menganga ini. Kusimak pembicaraan Min dan aku tahu bahwa orang itu pastilah Arjuna. Apalagi ketika kutanyakan apakah di wajahnya ada bekas bopeng cacar dan Min mengiyakan sambil tertawa, aku yakin, orang itu pasti Arjuna. ”Keberatan nama Pak, Arjuna, kok, nyekingkring.” tambahnya sambil tertawa geli sendiri. ”Ada pesan apa?” ”Ndak ada…dia cuma bilang, ’o, ya, sudah’…terus pulang.” *** Lama setelah itu, aku masih saja belum sempat menemui Arjuna. Aku mau telepon, tapi seingatku, dia tak pernah memberiku nomor HP. Manusia primitif satu ini memang istimewa sekali. Sementara itu persoalanku sendiri dengan Andin—istriku—muncul lagi. Persoalan yang sebetulnya sudah bisa diduga dan diurai dengan mudah, tapi, sekali lagi, emosi dan tenaga kami habis disedot pekerjaan. Siang dan malam hanyalah soal terang dan gelap belaka. Rumah berkamar tidur dengan pendingin udara, bahkan bukan sebuah kesejukan di rumah kami. Kami adalah dua orang yang saling bermusuhan diam-diam dan menyembunyikan diri di balik laptop atau BB, untuk saling …entahlah. Aku bahkan kehilangan semua kosakata, dan anehnya dia yang dulu terkenal bawel—dan itu yang membuatku jatuh cinta—kini lebih bisu daripada batu. Aku sendiri sudah tidak tahu lagi, sudah berapa jauh jarak kehidupan cinta kami terentang. Sejak kapan hal itu dimulai, kurasa dia pun tak punya jawaban. Yang ada hanyalah kami harus punya foto perkawinan yang bahagia, senyum manis tak terkira dan handai taulan, sanak saudara, kenalan, relasi, bos menganggap kami manusia bahagia yang patut dijadikan contoh. Beruntunglah Arjuna, barangkali dia tidak menemukan neraka itu di rumahnya, karena dia hanya mengikatkan diri pada mawarnya. *** Siang itu di proyek, yang kurasakan adalah tusukan sepi yang luar biasa. Di kantin, ketika makan siang, mataku tertuju pada televisi yang menyiarkan peristiwa. Ah, ini membuatku kian merasa terpuruk menjadi manusia; apa sebetulnya yang ingin kucari? Protes, demo, penembakan oleh aparat, korupsi, artis dilecehkan, wartawan dan pelajar saling jotos, guru menggampar murid, murid membunuh guru…; coba sebut satu saja yang mampu memberikan harapan hidup lebih baik. Tapi, ketika seorang penyiar menyebut satu nama—sambil sedikit tersenyum, aku seperti tersengat lebah. Arjuna jadi berita. Ah, pastilah kasus tanahnya. Ah, bagaimana dia? Kusimak berita, tapi tak kulihat si Arjuna. Hanya ada massa yang kulihat mendukung Arjuna—di halaman Kantor Pengadilan Negeri. *** Entah mengapa, berita tv siang itu menggangguku; paling tidak, telah berubah menjadi semacam isu di antara kami. Sambil makan malam bersama kolega bisnis properti dan beberapa investor, percakapan tentang Arjuna menjadi bagian dari menu malam itu. Aku tentu saja harus bersama Andin, yang sejak semula harus merasa bahagia bersamaku. ”Andin, coba kalau kamu punya tanah seluas itu dengan harga jual yang sangat bagus—di atas NJOP di wilayah itu—kamu bertahan?” ucap bosku sambil menyuapkan potongan steik ke mulutnya. Andin hanya tersenyum saja, menjawab tanpa jawaban. Sempat kulirik senyumnya. Masih senyum yang dulu kukenali dan kusukai. Sesaat kemudian pandangan kami bertemu di suatu sudut yang dulu pernah kami singgahi; sudut kecil saja di kenanganku—paling tidak. ”Kalau saya, maaf, tanah itu tidak akan saya jual…” entah mengapa, aku tiba-tiba seperti didorong oleh tenaga aneh, meloncat begitu saja dari mulutku. Meja makan seperti tersiram es. Aku tahu, tak seorang pun boleh membantah ucapan bosku, karena dia adalah bos. ”Mmm…bukan itu jawaban yang aku harapkan, apalagi dari kamu. Tapi, …mm…tolong, buat aku bisa memahami ’kebodohan’ yang…” dia menebar pandangan kemudian tertawa, diikuti orang semeja. Kulihat Andin salah tingkah. ”Mmm…(aku menelan ludah)…maksud saya, saya paham pada apa yang dilakukan Arjuna…” ”Ooo, jadi kamu kenal juga dengan si Arjuna?” sela bosku, yang melanjutkannya dengan gelak tawa. ”Mmm…ya, Pak. Dia sahabat sepermainan…” ”Maaf…bilang sama Arjuna, dia boleh saja menikmati kemenangannya kali ini. Tapi itu tidak lama…” Di perjalanan pulang, aku membisu. Andin membeku. Entah mengapa, aku merasa tiba-tiba menjadi ancaman bagi Arjuna. Entah mengapa, tiba-tiba Andin membuka pembicaraan yang membuatku merasa kian bodoh. Bermula dari celaannya tentang mengapa aku tiba-tiba berkomentar tentang pertanyaan yang bahkan bukan untukku, sampai sebuah hubungan antara kantorku dengan Arjuna yang selama ini sama sekali tak kusadari. ”Makanya, jangan asyik sendiri. Jelas sekali, siapa pun tahu kalau kantormu itu gurita dengan sejuta tentakel. Terus mau apa? Demi Arjuna dan mawarnya itu, kamu mau apa?” Aku diam. Aku hanya ingin sampai di rumah. *** Sejak peristiwa makan malam itu, aku jadi makin kehilangan kegembiraan bekerja. Semua perhatianku, bahkan mimpiku, tersedot pada Arjuna dan mawarnya. Dan entah mengapa, di mata bosku, aku seperti duri dalam daging. Kusadari semuanya tanpa perasaan apa-apa. Kuterima semua penilaian atas dedikasiku selama ini, dari bosku, dengan jiwa kosong. Aneh juga rasanya, tapi itulah yang kualami. Termasuk ketika bos menawariku posisi lain di salah satu perusahaannya yang lain—untuk menghilangkan ’duri’ yang ada di ’daging’-nya, aku menolak dengan halus. Aku memilih duduk di samping Arjuna yang tenang membuat wadah-wadah sederhana dari tapas kelapa dan pelepah pisang. *** Itulah yang kulakukan. Dan ketika aku sampai di rumah Arjuna, aku dibuat terperangah. Rupanya, selama ini, ketika proses pengadilan berlangsung, pihak ’pembeli’ bahkan sudah membangun bangunan, memang belum finishing, tapi bangunan itu sudah berdiri. Ya, Tuhan, sudah berapa lama aku tidak berhubungan dengan Arjuna? Dan bangunan itu, oleh Arjuna sengaja tidak dihancurkan. Orang gila satu ini memang selalu aneh-aneh. Dia bahkan menggali tanah di sekeliling bangunan belum jadi itu dan menguruk seluruh bangunan itu hingga menjelma bukit. Bukit tanah merah yang dikelilingi parit dalam. Kusaksikan orang-orang kampung yang mendukung tindakan Arjuna di pengadilan sibuk melakukan ini-itu. Kami duduk di tanah menatap ’bukit’ yang baru lahir itu. ”Apa yang akan kamu lakukan dengan bukit ini?” ”Bayangkan, Tom. Ini nanti akan jadi bukit mawar. Seluruhnya aku tanami mawar kampung.” ”Seluruhnya?” dan kudengar Arjuna tertawa bahagia. Kemudian dia menyambung bahwa parit yang lebar dan panjang mengelilingi bukit ini akan jadi lahan pemancingan, yang mengurusi nanti adalah–dia menyebutkan beberapa nama yang kuduga orang kampung situ. Sambil membayangkan di sana-sini muncul warung makan kecil, dan orang-orang makan ikan bakar, atau sekadar minum kopi, mereka menikmati ”keajaiban dunia”: bukit mawar. Arjuna bukan hanya membangun keajaiban, bukan juga membangun mimpi, tetapi harapan bagi orang banyak. Aku jadi kian merasa tak ada apa-apanya berhadapan dengan anak janda penjual bunga di makam ini. ”Terima kasih, kamu mau datang,” ucapnya dengan senyum mawarnya. ”mmm…ngajak mbak Andin, ya…” Andin menyusulku? Dan kulihat Andin gembira, gelak tawanya lepas, seperti murai yang berkicau di pagi hari, dia pun mengoceh dan mengoceh. Aku terkunci dalam kebingunganku sendiri. ”Aku suka ini. Aku gembira ada yang bisa memutus rantai kebekuan. Dan aku bangga, kau pun melakukan itu.” Ucapnya dengan wajahnya, yang—ah, kenapa jadi cantik sekali? ”Aku tidak melakukan apa-apa…” ”Kau keluar dari gurita raksasa, itu adalah sebuah perbuatan gila, sinting, tapi benar. Dan…aku bangga bahwa aku masih punya seseorang yang mau berbuat benar.” ”Meskipun gila?” godaku. ”Plus sinting dan nekat,” tambahnya diikuti gelak tawa. *** Setelah dia jelaskan apa yang akan dilakukannya dengan bukit itu, dia pun merangkak memanjat bukitnya. Di tangan kanannya tergenggam sebatang mawar. Sebuah ritual pun dimulai. Ditulis oleh tukang kliping http://cerpenkompas.wordpress.com/2012/04/29/bukit-mawar-2/#more-1576

BAB 2 SKRIPSI

BAB II LANDASAN TEORI 2.1 Pengertian Sistem “Suatu sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau untuk menyelesaikan suatu sasaran yang tertentu.” Menurut Moscove, “ suatu sistem adalah suatu entitiy ( kesatuan) yang terdiri dari bagian-bagian yang saling berhubungan (disebut subsistem) yang bertujuan untuk mencapai tujuantujuan tertentu.” Menurut Murdick, “suatu sistem adalah kumpulan elemenelemen yang dijadikan satu untuk tujuan umum.” Sedangkan menurut penulis, sistem adalah “kumpulan jaringan kerja dari bagian-bagian yang saling berhubungan dan menjadi satu untuk menyelesaikan sasaran tertentu”. 2.2 Pengertian Informasi “Informasi adalah data yang berguna untuk diolah sehingga dapat dijadikan dasar untuk mengambil keputusan yang tepat.” (Bodnar dan Hopwood, 2001). 2.3 Pengertian Akuntansi “Akuntansi merupakan bahasa bisnis. Akuntansi menyediakan cara untuk menyajikan dan meringkas kejadian – kejadian bisnis dalam bentuk informasi keuangan kepada para pemakainya.” ( Suwardjono, 2002). 2.4 Pengertian Sistem Informasi Akuntansi “Sistem Informasi Akuntansi adalah serangkaian dari satu atau lebih komponen yang saling berelasi dan berinteraksi untuk mencapai suatu tujuan yang terdiri dari pelaku, serangkaian prosedur, dan teknologi informasi.” (Romney, 2001). Akuntansi merupakan bahasa dalam bisnis. Setiap perusahaan menerapkan sebagai alat komunikasi. Menurut Kieso sistem informasi akuntansi adalah “ The system of collecting and processing transaction and disseminating financial information to interested parties.” Definisi menurut Stephen A. Moscove dan Mark G. Simkin: “SIA adalah suatu komponen organisasi yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses, menganalisis, mengkomunikasikan informasi pengambilan keputusan dengan orientasi finansial yang relevan bagi pihak-pihak luar dan pihak-pihak dalam perusahaan (secara prinsip adalah manajemen).” Menurut George H. Bodnar dan William S. Hopwood “Sistem Informasi Akuntansi merupakan kumpulan sumber daya, seperti manusia dan peralatan, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi.” Sedangkan menurut penulis, SIA adalah ”sistem yang mengumpulkan, mengklasifikasikan, memproses transaksi, yang dirancang untuk mengubah data keuangan dan data lainnya ke dalam informasi sehingga berguna bagi pihak yang membutuhkan” . Menurut Mulyadi dalam sistem akuntansi ( 2008 : 3 ) mendefinisikan sistem akuntansi yaitu “Organisasi formulir, catatan dan laporan yang dikoordinasikan sedemikian rupa untuk menyediakan informasi keuangan yang dibutuhkan oleh manajemen guna memudahkan pengelolaan perusahaan”. Dari definisi sistem akuntansi tersebut, unsur suatu sistem akuntansi pokok adalah formulir, catatan yang terdiri dari jurnal, buku besar dan buku pembantu, serta laporan. Formulir ini merupakan keluaran sistem lain yang menjadi masukan sistem akuntansi. Sistem lain yang menghasilkan formulir ini terdiri dari sub-sub sistem yang diberi nama prosedur. Menurut Nugroho Widjajanto dalam Sistem Informasi Akuntansi (2008 : 4) suatu sistem akuntansi selalu terbentuk dari : 1. Serangkaian formulir yang tercetak, seperti faktur, nota (voucher), cek dan laporan-laporan yang dipergunakan untuk membangun sistem akuntansi dan administratif perkantoran, termasuk berbagai prosedur yang merupakan dasar pembuatan ayat-ayat akuntansi. 2. Serangkaian buku, baik dalam bentuk fisik berupa kartu-kartu dan buku-buku dalam pengertian harfiah, maupun dalam bentuk format yang hanya terbaca oleh mesin. Buku-buku ini meliputi jurnal maupun buku besar. Menurut DRS. Narko, M.M., AKT. (2007 : 3) sistem akuntansi pada umumnya diartikan sebagai jaringan yang terdiri formulir-formulir, catatan-catatan, prosedur-prosedur, alat-alat, dan sumber daya manusia dalam rangka menghasilkan informasi pada suatu organisasi untuk keperluan pengawasan, operasi maupun untuk kepentingan pengambilan keputusan bisnis bagi pihak-pihak yang berkepentingan. Tujuan Sistem Akuntansi menurut DRS. Narko, M.M., AKT. (2007 : 4) adalah penyediaan informasi akuntansi kepada pihak-pihak yang memerlukan. Yang termasuk informasi akuntansi adalah laporan laba-rugi, laporan perubahan modal, neraca, laporan sumber dan penggunaan dana serta laporan-laporan lainnya. Tujuan umum penyusunan sistem akuntansi menurut Mulyadi (2008 : 19) dalam bukunya yang berjudul sistem akuntansi : 1. Untuk menyediakan informasi bagi pengelolaan kegiatan usaha baru. 2. Untuk memperbaiki informasi yang dihasilkan oleh sistem yang sudah ada baik mengenai mutu, ketepatan penyajian, maupun struktur informasinya. 3. Untuk memperbaiki pengendalian akuntansi dan pengecekan intern, yaitu untuk memperbaiki tingkat keandalan (realibility) informasi akuntansi dan untuk menyediakan catatan lengkap mengenai pertanggungjawaban dan perlindungan kekayaan perusahaan. 4. Untuk melengkapi biaya klerikal dalam penyelenggaraan catatan akuntansi. 2.4.1 Fungsi Utama Sistem Informasi Akuntansi 1. Mengumpulkan dan menyimpan data dari semua aktivitas dan transaksi perusahaan. 2. Memproses data menjadi informasi yang berguna dalam pengambilan keputusan yang memungkinkan bagi pihak manajemen untuk melakukan perencanaan. 3. Menyediakan kontrol yang cukup untuk menjaga asset dari organisasi termasuk data. Kontrol ini memastikan bahwa data akan tersedia ketika dibutuhkan dan data tersebut akurat serta dapat dipercaya. Sistem informasi perusahaan dalam dunia usaha mempunyai 3 sasaran utama, yaitu : 1. Menyediakan informasi yang menunjang pengambilan keputusan, 2. Menyediakan informasi yang mendukung operasi harian, 3. Menyediakan informasi yang menyangkt pengelolaan kekayaan. Menurut Barry E. Cousing dalam buku Accounting Information Systems and Business Organization yang diterjemahkan oleh Ruchyat Kosasih dalam buku Sistem Informasi Akunansi dan Organisasi Perusahaan, sistem informasi akuntansi menyediakan informasi baik untuk para pemakai informasi intern maupun informasi ekstern, antara lain : • Kebutuhan Informasi Ekstern : 1. Para Langganan ( Customers ) 2. Para Leveransir ( Supplier ) 3. Para Pemegang Saham ( Stockholders ) 4. Para Pegawai ( Employees ) 5. Para Pemberi Pinjaman ( Lenders ) 6. Instansi Pemerintah ( Goverments ) • Kebutuhan Informasi Intern : 1. Manager 2. Karyawan 2.4.2 Komponen-komponen Sistem Informasi Akuntansi Istilah sistem informasi akuntansi meliputi beragam aktivitas yang berkaitan dengan siklus-siklus pemrosesan transaksi perusahaan. Menurut Greoge H. Bodnar dan William S. Hopwood dalam buku Accounting Information Systems yang diterjemahkan oleh Rudi M. Tambunan dan Amir Abadi Jusuf dalam buku Sistem Informasi Akuntansi, siklus-siklus pemrosesan transaksi dalam aktivitas bisnis, umumnya terdiri dari : 1. Siklus pendapatan, kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pendistribusian barang dan jasa ke entitas-entitas lain dan pengumpulan pembayaran-pembayaran yang berkaitan. 2. Siklus pengeluaran, kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan barang dan jasa dari entitas-entitas lain dan pelunasan kewajiban-kewajibanbyang berkaitan. 3. Siklus produksi, kejadian-kejadian yang berkaitan dengan pengubahan sumber daya menjadi barang dan jasa. 4. Sklus keuangan, kejadian-kejadian yang berkaitan dengan perolehan dan manajemen dana-dana modal, termasuk kas. Berdasarkan uraian diatas dapat disimpulkan bahwa komponen-komponen sistem informasi akuntansi terdiri dari siklus pendapatan, siklus pengeluaran, siklus produksi dan siklus keuangan. Selain keempat siklus tersebut, ada siklus kelima, yaitu siklus pelaporan keuangan. Siklus pelaporan keuangan bukan merupakan suatu siklus operasi. Siklus ini mendapatkan data akuntansi dan data operasi dari siklus-siklus yang lain serta memproses data tersebut sedemikian rupa sehingga laporan keuangan dapat disajikan. Kesesuaian penyajian laporan keuangan dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum memerlukan banyak jurnal penyesuaian dan penilaian. Penilaian dan jurnal penyesuaian ini tidak semata-mata berasal dari transaksi pertukaran yang terjadi dalam aktivitas bisnis, misalnya depresiasi dan perhitungan kurs valuta asing. Aktivitas semacam ini merupakan bagian dari siklus pelaporan keuangan perusahaan. 2.5 Sistem Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas 2.5.1 Pengertian Sistem Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas Sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas terdiri dari prosedur-prosedur dan catatan-catatan yang digunakan untuk mengolah data mengenai aktivitas penjualan dan penerimaan kas yang merupakan satu kesatuan dalam menghasilkan suatu informasi keuangan. Setiap transaksi penjualan dan penerimaan kas harus memisahkan antara bagian pengiriman barang, bagian pembuatan faktur, bagian gudang, bagisn kasir dan bagian pencatatan. Hal ini dilakukan sesuai dengan pengendalian intern yang baik. 2.5.2 Sistem Akuntansi Penjualan Penjualan adalah kenaikan sistem aktiva yang berasal dari penjualan barang dagangan atau barang produksi selama periode tertentu yang merupakan kegiatan rutin perusahaan. Kegiatan penjualan terdiri dari transaksi penjualan barang atau jasa, baik secara kredit maupun tunai. Dalam transaksi penjualan tunai, barang atau jasa baru diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli jika perusahaan telah menerima kas dari pembeli. Dalam transaksi penjualan kredit, jika order dari pelanggan telah dipenuhi dengan pengiriman barang atau penyerahan jasa, untuk jangka waktu tertentu perusahaan memiliki piutang kepada langganannya. Pengertian Penjualan Menurut Soemarso : “ Pada saat perusahaan menjual barang dagangannya, maka diperoleh pendapatan. Jumlah yang dibebankan kepada pembeli untuk barang dagang yang diserahkan merupakan pendapatan perusahaan yang bersangkutan”. Menurut Ikatan Akuntan Indonesia dalam SAK yaitu : “Penjualan barang meliputi barang yang diproduksi perusahaan untuk dijual dan barang yang dibeli untuk dijual kembali, seperti barang dagang yang dibeli pengecer atau tanah dan property lain yang dibeli untuk dijual kembali”. Dalam hal menjual barang secara tunai, informasi yang dibutuhkan dari transaksi penjualan tunai adalah : 1. Jumlah pendapatan penjualan menurut jenis produk atau kelompok produk selama jangka waktu tertentu. 2. Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai 3. Jumlah harga pokok produk yang dijual selama jangka watu tertentu. 4. Nama dan alamat pembeli 5. Kuantitas produk yang dijual 6. Nama wiraniaga yang melakukan penjualan 7. Otoritas pejabat yang berwenang Dalam sistem penjualan terdapat beberapa prosedur, baik itu prosedur dalam penjualan kredit maupun penjualan tunai. Adapun prosedur dalam penjualan tunai adalah : 1. Prosedur Order Penjualan Bagian penjualan menerima order dari pembeli dan menambahkan informasi penting pada surat order dari pembeli. 2. Prosedur Penerimaan Kas Menerima faktur penjualan tunai dan uang tunai dari pembeli. 3. Prosedur Pencatatan Penjualan Bagian akuntansi mendistribusikan data penjualan menurut informasi yang diperlukan manajemen. 4. Prosedur Penyerahan Barang Penyerahan barang dengan cara membubuhkan cap yang sudah diambil oleh faktur penjualan tunai. 5. Prosedur Pencatatan Penerimaan Kas dari Penjualan Tunai Penyerahan barang dengan cara membubuhkan cap yang sudah diambil oleh faktur penjualan. 6. Prosedur Rekonsiliasi Bank Mengawasi penerimaan kas dan penyetoran kas bank. Adapun dokumen yang digunakan dalam sistem penjualan tunai,yaitu : 1. Surat order pengiriman dan tembusannya mencakup segala informasi yang diperlukan. Digunakan untuk mencatat pesanan dari pembeli dan untuk dikirimkan kepada pembeli. Isi dokumen yaitu jenis barang, jumlah, tanggal pengiriman dan spesifikasi. Pengendalian intern yang terdapat pada dokumen adalah nomer urut tercetak, diperiksa oleh bagian pengiriman dan bagian order penjualan. 2. Faktur penjualan tunai ( FPT ) dan tembusan mencakup segala informasi yang diperlukan. Isi dokumen yaitu keterangan barang, jumlah barang dan harga satuan. Pengendalian Intern yang terdapat pada dokumen adalah nomor faktur tercetak, diotorisasi oleh departemen keuangan. Faktur penjualan tunai (FPT) diisi oleh bagian order penjualan dalam rangkap 3 antara lain : a. Lembar 1 : Diberikan ke pembeli sebagai pengantar untuk kepentingan pembayaran barang ke bagian kasa. b. Lembar 2 : Diberikan ke bagian pembungkus beserta barangnya sebagai perintah penyerahan barang ke pembeli yang telah membayar di kasa. Tembusan ini juga berfungsi sebagai slip pembungkus yang ditempel di pembungkus barang untuk identitas barang. c. Lembar 3 : Diarsip sementara berdasarkan nomor urutnya oleh bagian order penjualan/pelayan sebagai pengendali apabila nanti terjadi kejanggalan transaksi penjualan. Disamping itu juga tembusan ini berfungsi untuk pengendali perhitungan komisi dan bonus pelayan. 3. Rekapitulasi harga pokok penjualan Digunakan untuk menghitung total harga pokok produk yang dijual selama periode akuntansi tertentu. Isi yang terdapat pada dokumen adalah kode rekening, ama persediaan. 4. Pita Register Kas Dokumen ini dihasilkan oleh mesin yang dioperasikan bagian kasa setelah terjadi transaksi penerimaan uang dari pembeli sebagai pembayaran atas barang. Dokumen ini berfungsi sebagai dokumen pendukung untuk meyakinkan bahwa faktur tersebut benar-benar telah dibayar dan dicatat dalam register kas. 2.5.3 Sistem Akuntansi Penerimaan Kas Pengertian Penerimaan Kas Menurut PSAK No.9, definisi kas adalah : Yang dimaksud dengan kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas dipergunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Penerimaan kas adalah sejumlah uang yang masuk dan tercatat dalam kas perusahaan atau dalam rekening bank perusahaan yang merupakan hasil dari kegiatan penjualan atau dari hasil penerimaan piutang tertagih. Kas adalah alat pembayaran yang siap dan bebas digunakan untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Rekening bank adalah saldo rekening giro perusahaan yang dapat dipergunakan secara bebas untuk membiayai kegiatan umum perusahaan. Sumber dari penerimaan kas suatu perusahaan terutama bergerak dibidang perdagangan, umumnya berasal dari transaksi penjualan tunai dan penagihan piutang usaha. Penjualan tunai dilaksanakan oleh perusahaan dengan cara mewajibkan pembeli melakukan pembayaran terlebih dahulu sebelum barang diserahkan oleh perusahaan kepada pembeli. Penerimaan kas dalam bentuk tunai harus segera disetor ke bank dalam jumlah penuh dengan cara melibatkan pihak lain selain kasir untuk melakukan internal check. Penerimaan kas dari penjualan tunai dilakukan melalui transaksi kartu kredit, yang melibatkan bank penerbit kartu kredit dalam pencatatan transaksi penerimaan kas. Fungsi-fungsi yang terkait dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah : 1. Fungsi penjualan Bagian penjualan berfungsi sebagai penerima order dari pembeli, mengisi faktur penjualan tunai dan menyerahkan faktur tersebut kepada pembeli untuk kepentingan pembayaran harga barang ke dalam kas perusahaan. 2. Fungsi kas Bertangung jawab sebagai penerima kas dar pembeli. Fungsi ini berada dibagian kasir. 3. Fungsi gudang Berfungsi untuk menyiapkan barang yang dipesan oleh pembeli, serta menyerahkan barang tersebut ke bagian pengiriman. Fungsi ini berada di bagian gudan. 4. Fungsi pengiriman Bertugas untuk membungkus barang dan menyerahkan barang yang telah dibayar kepada pembeli. Fungsi ini berada di bagian pengiriman. 5. Fungsi akuntansi Bertanggung jawab dalam pencatatan transaksi penjualan dan penerimaan kas dan pembuat laporan penjualan. Fungsi ini berada di bagian jurnal. Dokumen yang digunakan dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah : 1. Faktur Penjualan Tunai (FPT) Dokumen ini digunakan untuk merekam berbagai informasi yang diperlukan manajemen mengenai transaksi tunai. Pengantar pembayaran oleh pembeli kepada bagian kas dan sebagai dokumen sumber untuk pencatatan transaksi penjualan kedalam jurnal penjualan. Merupakan perintah penyerahan barang kepada pembeli yang telah melaksanakan pembayaran harga barang ke bagian kas. Berfungsi sebagai slip pembungkus yang ditempelkan oleh fungsi pengiriman diatas pembungkus sebagai alat identifikasi bungkusan barang. 2. Pita Register Kas (PRK) Bukti penerimaan pembayaran dan merupakan dokumen pendukung faktur penjualan tunai yang dicatat dalam jurnal penjualan. 3. Credit Card Sales Slip Sebagai alat untuk menagih uang tunai dari bank yang mengeluarkan kartu kredit dalam melakukan transaksi penjualan. 4. Bill Of Lading Bukti penyerahan barang dari perusahaan penjualan barang kepada perusahaan angkutan umum. 5. Faktur Penjualan COD Dokumen ini digunakan untuk merekam penjualan COD. Tembusan faktur penjualan COD diserahkan kepada pelanggan melalui bagian angkutan perusahaan, kantor pos atau perusahaan angkutan umum dan dimintakan tanda tangan penerima barang dari pelanggan sebagai bukti telah diterimanya barang oleh pelanggan. 6. Bukti Setor Bank Dokumen ini sebagai bukti penyetoran kas ke bank. 7. Rekap Harga Pokok Penjualan Digunakan oleh akuntan untuk meringkas harga pokok penjualan yang dijual selama satu periode. Jurnal yang terkait dalam transaksi penjualan dan penerimaan kas antara lain : 1. Jurnal Penjualan 2. Jurnal Penerimaan Kas 3. Jurnal Umum 4. Kartu Persediaan 5. Kartu Gudang 2.6 Sistem Pengendalian Intern Pengendalian intern merupakan tindakan pengendalian dan pengamanan bersifat internal perusahaan. Pengendalian intern lemah dan tidak tepat dapat menimbulkan masalah serius. Informasi yang dihasilkan oleh sistem akuntansi mungkin sekali tidak dapat diandalkan, tidak lengkap, dan mungkin tidak tepat waktu dan sumber daya perusahaan mungkin tidak bermanfaat secara efektif dan menjadi rentan terhadap kemungkinan rusak atau hilang. Manajemen perlu memperhatikan memadainya tindakan-tindakan pengendalian dan pengamatan yang membentuk pengendalian intern. Menurut Mulyadi dalam sistem akuntansi (2008 : 164) pengendalian intern meliputi : Struktur organisasi, metode dan ukuran-ukuran yang dikoordinasikan untuk menjaga kekayaan organisasi, megecek ketelitian keandalan data akuntansi, mendorong efisiensi dan mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen. Tujuan pengendalian intern menurut Mulyadi dalam Sistem Akuntansi (2008 : 163) adalah : 1. Menjaga kekayaan organisasi 2. Mengecek ketelitian dan keandalan data akuntansi 3. Mendorong efisiensi 4. Mendorong dipatuhinya kebijakan manajemen yang telah diterapkan Berikut ini unsur-unsur pokok pengendalian intern : Dengan adanya pengendalian intern, pemborosan dan penyelewengan dapat dikurangi dan diatasi sehingga menghasilkan pekerjaan yang efisien dan efektif. Menurut Nugroho Widjajanto dalam informasi akuntansi pengendalian intern yang memadai memerlukan unsur-unsur berikut : 1. Struktur organisasi yang memisahkan tanggung jawab fungsional secara tegas 2. Sistem wewenang dan prosedur pencatatan yang memberikan perlindungan yang cukup terhadap kekayaan, utang, pendapatan dan biaya. 3. Pelaksanaan kerja yang sehat dalam melaksanakan tugas dan fungsi setiap unit organisasi. 4. Karyawan yang mutu sesuai dengan tanggung jawabnya 2.6.1 Komponen-komponen struktur pengendalian intern Struktur pengendalian intern mencakup lima kategori dasar kebijakan dan prosedur yang dirancang dan digunakan oleh manajemen untuk memberikan keyakinan memadai bahwa tujuan pengendalian dapat dipenuhi. Menurut A.A. Arens dan J.K Loebbecke dalam buku Auditing an Integrated Approach yang diterjemahkan oleh Amir Abadi Jusuf dalam bukunya Auditing Pendekatan Terpadu, komponen struktur pengendalian intern terdiri dari: 1. Lingkungan Pengendalian Tindakan, kebijakan dan prosedur yang mencerminkan sikap manajemen puncak, harmonis dan pemilik satu entitas mengenai pengendalian dan arti pentingnya. 2. Penetapan Resiko oleh Manajemen Identifikasi dan analisis oleh manajemen atas resiko yang relevan terhadap penyiapan laporan keuangan agar sesuai dengan prinsip akuntansi yang berlaku umum. 3. Sistem Komunikasi dan Informasi Akuntansi Metode yang dipakai mengidentifikasi, menggabungkan, mengklasifikasikan, mencatat dan melaporkan transaksi satu entitas untuk menjamin akuntabilitas untuk aktiva yang terkait. 4. Aktivitas Pengendalian Kebijakan dan prosedur yang ditetapkan manajemen untuk memenuhi tujuannya untuk pelaporan keuangan. 5. Pemantauan Penilaian efektivitas rancangan operasi struktur pengendalian intern secara periodic dan terus menerus oleh manajemen untuk melihat apakah manajemen telah dilaksanakan dengan semestinya dan telah diperbaiki sesuai dengan keadaan. 2.7 Pengendalian Intern atas Sistem Penjualan dan Penerimaan Kas Pengendalian intern terdiri dari kebijakan dan prosedur yang terkoordinir untuk tujuan menjaga keamanan harta kekayaan perusahaan, khususnya dalam penjualan dan penerimaan kas agar kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan dapat ditaati dan tujuanperusahaan dapat tercapai. 2.7.1 Pengendalian Intern atas Penjualan Menurut Mulyadi dalam buku Sistem Akuntansi, unsur pengendalian intern dalam sistem penerimaan kas dari penjualan tunai adalah : 1. Organisasi o Fungsi penjualan harus terpisah dari fungsi kas o Fungsi kas harus terpisah dari fungsi akuntansi o Transaksi penjualan harus dilaksanakan oleh fungsi penjualan, fungsi kas, fungsi pengiriman dan fungsi akuntansi. 2. Sistem Otorisasi dan Prosedur Pencatatan o Penerimaan order dari pembeli diotorisasi oleh fungsi penjualan dengan menggunakan formulir penjualan tunai. o Penerimaan kas diotorisasi oleh fungsi kas dengan cara membubuhkan cap “lunas” pada faktur penjualan tunai dan penempelan pita register kas pada faktur tersebut. o Penjualan dengan kartu kredit bank didahului dengan permintaan otorisasi dari bank penerbit kartu kredit o Penyerahan barang diotorisasi oleh fungsi pengiriman dengan cara membubuhkan cap “sudah diserahkan” pada faktur penjualan tunai. o Pencatatan ke dalam buku jurnal diotorisasi oleh fungsi akuntansi dengan cara memberikan tanda pada faktur penjualan tunai. 3. Praktik yang Sehat o Faktur pejualan tunai bernomor urut tercetak dan pemakainnya dipertanggungjawabkan oleh fungsi penjualan. o Jumlah kas yang diterima dari penjualan tunai disetor seluruhnya ke bank pada hari yang sama dengan transaksi penjualan tunai atau hari kerja berikutnya. o Penghitungan saldo kas yang ada kas secara periodik dan secara mendadak oleh fungsi pemeriksa intern. ( 12 : 472-473 ) Pengendalian intern yan tercakup dalam prosedur penjualan menurut Joseph W. Wilkinson dalam buku Accounting and Information Systems yang diterjemahkan oleh Marianus Sinaga dalam buku Sistem Informasi Akuntansi, anatara lain : 1. Penyiapan dokumen penjualan dan pengiriman yang dirancang dengan baik serta dinomori terlebih dahulu. 2. Penerbitan dokumen perangkat ganda yang hanya bisa dilakukan jika ada otorisasi yang absah, seperti pesanan dari langganan dan persetujuan dari departemen kredit. 3. Pemindahan barang dari gudang barang jadi serta pengirimannya yang hanya bisa dilakukan jika otorisasi tertulis, seperti salinan pengeluaran barang telah diterima. 4. Penagihan pelanggan yang hanya dilaksanakan berdasarkan nota pengiriman yang diterima dari departemen pengiriman dimana nota tersebut menunjukkan jumlah barang yang dikirim. 5. Verifikasi terhadap semua data yang terdapat dalam faktur penjualan ( misalnya jumlah barang, harga perunit, nilai penjualan ) sebelum faktur tersebut dikirim. 6. Persetujuan pendahuluan sehubungan dengan retur dan potongan harga penjualan serta penghapusan piutang. 7. Pemisahan organisasional antara tugas penjagaan yang dilaksanakan di gudang barang jadi dan departemen pengiriman dengan tugas pencatatan pesanan penjualan, penagihan, piutang usaha dan departemen pengendalian persediaan. 8. Verifikasi atas perhitungan faktur penjualan oleh rekening kedua atau dengan menggunakan peralatan otomatis. 9. Pembandingan faktur penjualan yang telah disiapkan terhadap nota pengiriman dan pesanan terbuka guna melihat kesesuaian antara pesanan yang diterima dengan faktur penjualan yang dikirimkan. 10. Penyiapan jumlah batch yang akan dibandingkan dengan jumlah keseluruhan yang diposkan keperkiraan pelanggan. 11. Rekonsiliasi antara perkiraan pengendali piutang usaha dalam buku besar umum dengan buku besar pembantu piutang usaha. ( 18 : 115 ) 2.8 Sistem dan Dokumentasi dalam SIA Teknik sistem merupakan alat yang digunakan dalam analisis, desain dan dokumentasi serta memahami kaitan antar-subsitem. Teknik sistem ini biasanya berupa diagaram. Flowchart merupakan teknik sistem yang paling sering digunakan. Flowchart merupakan diagram simbol yang menunjukan arus data dan tahapan operasi dalam sebuah sistem. Tabel 2.1 Simbol Dasar pada SIA Input/ Output , yaitu membuat data tersedia untuk diproses dan mencatat informasi hasil suatu pemprosesan.data yang telah diproses dikeluarkan dalam bentuk kertas atau dalam bentuk disk magnetic yang lain. Proses menggambarkan setiap fungsi pengolahan data , sebagai contoh , eksekusi serangkaian operasi yang menyebabkan perubahn nilai informasi, bentuk informasi atau lokasi informasi. Garis Lurus digunakan untuk mengaitkan symbol yang satu dengan yang lainya. Garis lurus ini mengindikasikan urutan informasi dan operasi yang harus disajikan. Anotasi (komentar) mengambarkan deskripsi tambahan atau catatan penjelas. Tabel 2.2 Simbol Input / Output Spesifik pada SIA Dokumen. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan semua jenis dokumen, yang merupakan formulir yang digunakan untuk merekam terjadinya transaksi. Nama dokumen dicantumkan ditengah simbol. Penyimpanan Online mengambarkan fungsi input /output dengan menggunakan berbagai media penyimpanan online , seperti disk magnetic, atau optical disk. Magneric Tape, Magnetic Disk ,Punched Tape , masing-masing menggambarkan fungsi input/output media tertentu. Input manual , menggambarkan fungsi input pada saat informasi dimasukan secara manual pada saat pemrosesan, seperti menggunakan key board , touvh screen, ataupun switch setting. Display menggambarkan fungsi input /output pada saat pemrosesan dengan menggunakan media video, printer consule, plotter, dan lain sebagainya. Penyimpanan Offline menggambarkan fungsi penyimpanan informasi offline, tanpa memerhatiakan media yang digunakan media tertentu. Tabel 2.3 Simbol Proses Khusus dan Tambahan pada SIA Simbol Keputusan menggambarkan satu keputusan untuk menentuakan operasi mana yang harus dijalankan dari berbagai alternative jalur operasi yang tersedia Proses Predifined menggambarkan satu prosedur yang terdiri dari satu atau lebih operasi atau program yang tidak ditentukan pada simbol flowchart yang lain. Penghubung pada halaman yang sama (on page connector). Penghubung pada halaman yang berbeda (off page connector). Kegiatan manual. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan kegiatan manual. Uaraian singkat kegiatan manual dicantumkan di dalam simbol. Arsip sementara. Simbol ini digunakan untuk menunjukkan tempat penyimpanan dokumen. Arsip sementara adalah tempat penyimpanan dokumen yang dokumennya akan diambil kembali dari arsip tersebut di masa yang akan datang untuk pengolahan lebih lanjut terhadap dokumen tersebut. Digunakan simbol : A = menurut abjad N = menurut nomor urut T = menurut kronologis, menurut tanggal Arsip permanen. Simbol ini digunakan untuk menggambarkan arsip permanen yang merupakan tempat penyimpanan dokumen yang tidak akan diproses lagi dalam sistem akuntansi yang bersangkutan. Mulai/berakhir (terminal). Simbol ini digunakan untuk menggambarkan awal dan akhir sebuah sistem akuntansi. . 2.9 Data Flow Diagram Data Flow Diagram (DFD) sering digunakan untuk menggambarkan suatu sistem yang telah ada atau sistem baru yang akan dikembangkan secara logika tanpa mempertimbangkan lingkungan fisik dimana data tersebut mengalir (misalnya lewat telpon, surat dan sebagainya) atau lingkungan fisik dimana data tersebut akan disimpan. DFD merupakan alat yang digunakan pada metodologi pengembangan sistem terstruktur. DFD digunakan oleh analis untuk mendokumentasikan desain logika suatu sistem yang dapat memenuhi kebutuhan pengguna.DFD memungkinkan pengguna mengetahui konsep analis sistem mengenai masalah yang dihadapi pengguna. 2.9.1 Simbol Yang Digunakan DFD 1. External Entity (kesatuan luar) External entity (kesatuan luar) merupakan kesatuan di lingkungan luar sistem yang dapat berupa orang, organisasi atau system lainnya yang berada di lingkungan luarnya yang akan memberikan input (masukan) atau menerima output (keluaran) dari sistem. 2. Data Flow (arus data) Arus data (data flow) di DFD diberi simbol panah. Arus data ini mengalir diantara proses (process), simpanan data (data store) dan kesatuan luar (external entity). 3. Process (proses) Suatu proses adalah kegiatan atau kerja yang dilakukan oleh orang, mesin atau komputer dari hasil suatu arus data yang masuk ke dalam proses untuk dihasilkan arus data yang akan keluar dari proses. 4. Data Store (simpanan data) Simpanan data (data store) merupakan simpanan dari data yang dapat berupa sebagai berikut: a. Suatu file atau database di sistem komputer. b. Suatu arsip atau catatan manual. c. Suatu kotak tempat data di meja seseorang. d. Suatu tabel acuan manual. e. Suatu agenda atau buku. Simpanan data DFD dapat disimbolkan dengan sepasang garis horizontal pararel yang tertutup di salah satu ujungnnya.

BAB 1 SKRIPSI

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Belakang Masalah Pada era globalisasi saat ini dunia usaha berkembang pesat akibat kemajuan teknologi. Dengan kemajuan teknologi tersebut maka kebutuhan manusia semakin kompleks, sehingga mendorong manusia untuk mendirikan berbagai kegiatan usaha yang pada umumnya mempunyai tujuan untuk memperoleh keuntungan atau laba yang besar. Penjualan sebagai unsur yang menentukan dalam mencapai untuk memperoleh laba, merupakan dasar dalam perencanaan sebagian besar aktivitas perusahaan mulai dari rencana pembelian sampai dengan penentuan laba usaha. Dalam menjalankan usaha untuk mencapai tujuan tersebut perusahaan memerlukan suatu sistem informasi yang memadai, akurat dan tepat waktu. Informasi tersebut diharapkan dapat membantu pihak manajemen perusahaan untuk pengambilan keputusan dan mengamankan aktiva perusahaan dari kecurangan-kecurangan yang dapat menimbulkan kerugian baik yang dilakukan oleh pihak intern maupun ekstern perusahaan. Informasi merupakan hal yang penting bagi setiap perusahaan pimpinan dan manajer membutuhkan informasi yang relevan, cepat, tepat waktu, dan akurat yang mencerminkan kondisi fisik perusahaan untuk membantu merencanakan, mengkoordinasikan, dan mengendalikan kegiatan operasional perusahaan. Dalam hal ini, perusahaan manufaktur di Indonesia semakin menjamur, walaupun tidak semuanya dikenal oleh seluruh masyarakat Indonesia paling tidak mereka dikenal di daerah asalnya. Semakin banyaknya perusahaan manufaktur maka persaingan yang ada semakin ketat. Untuk itu perusahaan membutuhkan sejumlah informasi yang akan digunakan sebagai pedoman dan dasar operasional perusahaan. Informasi merupakan data yang telah tersaring, terorganisir, terealisasi, dan saling berhubungan sehingga berguna untuk mencapai tujuan organisasi (Riasetiawan,2004:2). Salah satu informasi yang dibutuhkan oleh perusahaan adalah informasi akuntansi. Informasi ini penting karena berhubungan dengan kegiatan pengelolaan keuangan baik secara langsung maupun tidak langsung. Informasi yang berhubungan dengan akuntansi ini dalam pelaksanaannya dihasilkan oleh suatu sistem yang dikenal dengan nama sistem informasi akuntansi. Suatu sistem untuk mengolah, mengendalikan dan memonitor setiap kegiatan usaha yang dilakukan oleh perusahaan termasuk kegiatan transaksi penjualan. Sistem informasi akuntansi penjualan dan penerimaan kas yang benar kepada pihak manajemen perusahaan. Agar kegiatan perusahaan dapat berjalan dengan terkendali serta dapat menciptakan efisiensi kerja perlu adanya pengendalian intern atas penjualan dan penerimaan kas yaitu tersapatnya pemisahan fungsi antara bagian penjualan, bagian pengiriman barang, bagian akuntansi dan bagian penerimaan kas. Hal ini dilakukan mengingat bahwa penerimaan uang mempunyai resiko yang besar terhadap penyelewengan dan penyalahgunaan, maka diperlukan dokumen-dokumen dan catatan pendukung sebagai bukti pencatatan atas transaksi penjualan baik dilakukan secara tunai maupun kredit. Untuk mencapai semua itu perlu adanya koordinasi serta kerja sama yang baik antara bagian yang terkait dalam aktivitas penjualan di dalam perusahaan agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Dari uraian latar belakang tersebut, penulis tertarik memilih judul “Evaluasi atas sistem informasi akuntansi dalam pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas pada CV. KEONG MAS“. 1.2. Rumusan Penelitian dan Batasan Penelitian 1.2.1. Rumusan Penelitian Dalam penelitian ini penulis mencoba mengidentifikasi masalah pada CV. Keong Mas, sebagai berikut : 1. Bagaimana sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada CV. Keong Mas ? 2. Bagaimana pengendalian intern atas sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada CV. Keong Mas ? 3. Apakah sistem informasi akuntansi dalam pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas pada CV. Keong Mas ? 1.2.2. Batasan Penelitian Adapun ruang lingkup dari penelitian ini adalah sebagai berikut: 1. Penelitian ini ditujukan untuk mengetahui sistem informasi akuntansi dalam pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas pada CV. Keong Mas. 2. Data penelitian yang digunakan adalah data bulanan yang berawal dari Januari 2006 sampai dengan Desember 2010. 1.3. Tujuan Penelitian Penelitian ini bertujuan untuk : 1. Mengetahui sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada CV. Keong Mas. 2. Mengetahui pengendalian intern atas sistem akuntansi penjualan dan penerimaan kas pada CV. Keong Mas. 3. Mengevaluasi sistem informasi akuntansi dalam pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas pada CV. Keong Mas. 1.4. Manfaat Penelitian Dengan dilaksanakannya penelitian ini, penulis berharap dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang berkepentingan antara lain : 1. Manfaat Akademis Untuk memberikan masukan berupa sistem informasi akuntansi dalam pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas pada kalangan akademis sebagai dasar penelitian selanjutnya. 2. Manfaat Bagi Penulis Untuk menerapkan teori-teori yang didapat penulis selama mengikuti perkuliahan ke dalam praktek sehari-hari sehingga dapat menambah pengetahuan dan wawasan penulis mengenai masalah yang akan dibahas dalam penulisan ini. 3. Manfaat Bagi Perusahaan Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi yang berguna bagi pimpinan perusahaan mengenai system informasi akuntansi dalam pengendalian intern penjualan dan penerimaan kas. 1.5 Sistematika Penyusunan Skripsi Sistematika yang digunakan dalam penyusunan skripsi adalah : BAB I PENDAHULUAN Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang penelitian, rumusan penelitian, batasan penelitian, tujuan penelitian, manfaat penelitian, serta sistematika penyusunan skripsi. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Dalam bab ini memuat landasan teori yang akan berhubungan dengan pokok permasalahan yang meliputi pengertian sistem, pengertian informasi, pengertian, pengertian sistem informasi akuntansi, Sistem Akuntansi Penjualan dan Penerimaan Kas, sistem pengendalian intern, Pengendalian Intern atas Sistem Penjualan dan Penerimaan Kas, Sistem dan Dokumentasi dalam SIA. BAB III METODELOGI PENELITIAN Bab ini menerangkan mengenai objek penelitian yang meliputi sejarah singkat perusahaan, struktur organisasi perusahaan dan uraian tugas aktivitas usaha perusahaan. Selain itu bab ini juga menerangkan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penulisan skripsi ini. BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN Bab ini menguraikan hasil dan pembahasan penelitian yang telah dilakukan penulis. BAB V PENUTUP Berisi kesimpulan dan saran yang diharapkan ada manfaatnya bagi pihak yang bersangkutan dan bagi pembaca.

Ringkasan BAB 1 - BAB 6

BAB 1 Perbedaan Akuntansi Internasional dengan Akuntansi lain : Akuntansi Internasional  Yang dilaporkan adalah perusahaan multinasional (multinational company – MNC).  Operasi transaksi melintasi batas-batas negara.  Pelaporan ditujukan kepada pengguna yang berlokasi di negara selain negara perusahaan. Tiga Bidang Cakupan Akuntansi Internasional : 1. Pengukuran. 2. Pengungkapan. 3. Auditing. Trend Akuntansi Internasional : 1. Akuntansi banyak digunakan diberbagai negara, tetapi masing-masing negara menerapkan dengan standar dan praktek akuntansi yang sesuai dengan hukum nasional. 2. Terakhir, hingga saat ini terus diupayakan untuk mempersempit perbedaan dalam pengukuran, pengungkapan, dan Auditing. Fenomena Kompetisi Global : 1. Kompetisi global mendorong akuntansi internasional berperan penting. 2. Standar baru yang melampaui batas-batas negara menjadi hal yang wajar digunakan. BAB 2 Perkembangan I. Standar dan praktek akuntansi masing-masing negara merupakan hasil interaksi faktor ekonomi, sejarah, kelembagaan dan budaya. II. Faktor-faktor yang memiliki pengaruh signifikan terhadap perkembangan akuntansi. Hubungan Budaya dan Akuntansi :  Dimensi Budaya meliputi: a). individualisme, b). jarak kekuasaan, c). penghindaran ketidakpastian, dan d). Maskulinitas (Hofstede, 1980).  Hubungan budaya dan akuntansi bisa dilihat dari 4 dimensi nilai akuntansi (Gray, 1988) Pendekatan terhadap perkembangan Akuntansi : a. Pendekatan Makro-ekonomi b.Pendekatan Mikro-ekonomi c.Pendekatan independen d. Pendekatan yang seragam Klasifikasi menurut sistem hukum : 1. Akuntansi dalam negara-negara hukum umum memiliki karakteristik berorientasi pada “penyajian wajar”, transparan, full disclousure, dan pemisahan antara akuntansi keuangan dan pajak. 2. Akuntansi dalam negara-negara hukum kode memiliki karakteristik berorientasi pada legalistik, tidak membiarkan pengungkapan dalam jumlah kurang, dan kesesuaian antara akuntansi keuangan dan pajak. Alasan hilangnya perbedaan tingkat nasional : 1. Banyak perusahaan telah listing di bursa saham di luar negera asal. 2. Tanggung jawab pembentukan standar akuntansi beralih dari pemerintah ke sektor swasta yang profesional dan independen, seperti di Jerman dan Jepang. 3. Pasar saham sebagai sumber pendanaan semakin tumbuh di seluruh dunia. Bab 3 KOMPARATIF AKUNTANSI Alasan utama perbedaan praktek akuntansi dengan standar. 1. Hukuman terhadap ketidakpatuhan terhadap ketentuan akuntansi lemah dan tidak efektif. 2. Perusahaan boleh melaporkan informasi lebih banyak dari yang seharusnya. 3. Beberapa negara memperbolehan perusahaan mengabaikan standar akuntansi jika operasi dan posisi keuangan tersaji lebih baik. 4. Beberapa negara, standar akuntansi hanya berlaku untuk laporan keuangan perusahaan, bukan laporan konsolidasi. Sistem Akuntansi Nasional – Negara Perancis : Standar akuntansi disebut Kode akuntansi nasional (plan comptable code), yang memuat; tujuan & prinsip, pos perkiraan utama, pengakuan dan penilaian, daftar akun, dan laporan keuangan (L/K). Sistem Akuntansi Nasional – Negara Jerman: Menggunakan dasar UU Akuntansi Komprehensif 19 Des 1985. Isinya; 1. Integrasi akuntansi, L/K, pengungkapan dan auditing, 2. UU ini sama dengan Hukum Komersial Jerman (HGB), 3. Dasar utama, konsep dan praktek di Eropa. Bab 4 Alasan pemilihan ke-4 negara : 1. Jumlah penduduk Cina besar dan perusahaan-perusahaan seluruh dunia melakukan bisnis dengan Cina. 2. Ceko merupakan representasi negara bekas anggota blok Soviet. 3. Taiwan sering disebut sebagai “macan Asia” dengan pertumbuhan ekonomi yang tinggi. 4. Meksiko sebagai wakil negara Amerika Latin yang telah mempercepat reformasi pada tahun 1990-an. Sistem Akuntansi Nasional – Republik Ceko : Akuntansi di Ceko telah berubah beberapa kali pada abad ke-20. Akuntansi dianggap tidak terlalu penting, sehingga L/K tidak diaudit secara independen. Perkembangan Akuntansi condong ke dunia barat. Sistem Akuntansi Nasional – RR Cina : Di RRC negara mengendalikan kepemilikan, sehingga hak menggunakan dan mendistribusikan alat produksi berlaku secara kaku. Perekonomian Cina disebut perekonomian hibrid (campuran), karena orientasi kendali pemerintah dan swasta berjalan bersama. Sistem Akuntansi Nasional – Taiwan : Taiwan memiliki beberapa industri strategis yang kepemilikannya oleh negara, tetapi sekarang pemerintah perlahan-lahan melakukan privatisasi. Banyak perusahaan dimiliki oleh keluarga pengendali, tetapi kapitalisasi oleh Bursa Efek sangat besar. Sistem Akuntansi Nasional – Meksiko : Bursa efek Meksiko memang terbesar ke-3 di Amerika Latin, tetapi banyak perusahaan lebih menyukai hutang. Walaupun banyak perusahaan dikontrol oleh keluarga, tetapi Meksiko berkomitmen terhadap IAS/IFRS. Bab 5 Pelaporaan dan pengungkapan 1. Pengungkapan Sukarela. 2. Ketentuan Pengungkapan. 3. Debat Pelaporan Keuangan SEC AS. Praktek Pelaporan dan Pengungkapan : 1. Pengungkapan Informasi yang Melihat Masa Depan. 2. Pengungkapan Segmen. 3. Laporan Arus Kas dan Arus Dana. 4. Pengungkapan Tanggung Jawab Sosial. 5. Pengungkapan Khusus Bagi Pengguna L/K Non-Domestik dan atas Prinsip yang Digunakan. 6. Pengungkapan Tata Kelola Perusahaan. 7. Pengungkapan dan Pelaporan Bisnis Melalui Internet. Pengungkapan Laporan Tahunan di Negara-Negar Pasar Berkembang : Para investor menuntut informasi yang tepat waktu dan kredibel. Regulator merespons dengan membuat ketentuan pengungkapan lebih ketat melalui upaya pengawasan dan penegakan aturan. Pengungkapan laporan tahunan perusahaan perusahaan di negara berkembang secara umum kurang ekstensif dan kurang kredibel, hingga terjadi krisis ekonomi tahun 1997. BAB 6 PELAPORAN KEUANGAN DAN PERUBAHAN HARGA Perubahan harga umum : Inflasi dan Deflasi Perubahan harga spesifik : Perlu memahami istilah akuntansi inflasi Lap. Keuangan dan Perubahan Harga Selama periode inflasi, Lap. Keuangan bisa menyesatkan Nilai aktiva rendah beban rendah laba tinggi Lalu akan berdampak pada pajak, deviden, gaji dan upah, dan kebijakan perusahaan . Ketidakakuratan ini akan mendistorsi : 1. Proyeksi keuangan 2. Anggaran 3. Kinerja Jenis Penyesuaian Inflasi : Penyesuaian tingkat harga umum a. Indeks harga b. Penggunaan indeks harga c. Obyek penyesuaian tingkat harga umum Penyesuaian biaya kini : a. Aktiva tetap dinilai berdasarkan biaya kini b. Laba adalah resources yg bisa diditribusikan dalam suatu periode Badan Standar Akuntansi Internasional : 1. International Accounting Standards Board (IASB) menyatakan dalam International Accounting Standards (IAS) 29 tentang Pelaporan Keuangan dalam Perekonomian Hiperinflasi. 2. Perusahaan yang melakukan pelaporan harus mengungkapkan: Fakta, Kerangka dasar penilaian aktiva, Identitas dan tingkat indeks harga, dan Keuntungan/kerugian moneter. Isu-isu Tentang Inflasi : 1. Perlakuan keuntungan dan kerugian inflasi. 2. Keuntungan dan kerugian Kepemilikan. 3. Akuntansi untuk inflasi di luar negeri. 4. Menghindari kejatuhan ganda.

Selasa, 01 Mei 2012

Fenomena Laporan Keuangan PT Asuransi Mitra Maparya

Aswida Srikanti Fenomena laporan keuangan PT Asuransi Mitra Maparya JAKARTA: PT Asuransi Mitra Maparya, perusahaan asuransi umum/ kerugian, membukukan laba bersih Rp17,13 miliar pada 2011, tumbuh 12,8% dari tahun lalu Rp15,18 miliar. Pertumbuhan hasil pengelolaan premi (underwriting) dan investasi yang mencapai dua digit pada tahun lalu mendorong kenaikan laba perusahaan. Berdasarkan laporan keuangan audit yang dirilis Rabu 25 April 2012, tahun lalu perseroan membukukan hasil underwriting Rp41,15 miliar, naik 25,70% dari sebelumnya Rp32,73 miliar. Kenaikan hasil underwriting tersebut antara lain didorong tingginya pertumbuhan premi bruto yang mencapai 28,64% dari Rp119,93 miliar pada 2010 menjadi Rp154,29 miliar pada 2011. Sementara itu, klaim bruto hanya tumbuh 11,92% dari Rp55,98 miliar pada 2010 menjadi Rp62,66 miliar pada 2011. Sementara itu, hasil investasi anak usaha PT Griyainsani Cakrasadaya tersebut pada tahun lalu mencapai mencapai Rp11,61 miliar, tumbuh 17,68% dari Rp9,87 miliar pada 2010. Kenaikan hasil investasi tersebut seiring dengan bertambahnya total dana investasi sebesar Rp63,1 miliar atau 35,31% dari Rp178,66 miliar pada 2010 menjadi Rp241,76 miliar pada 2011. Kenaikan laba bersih mendorong tumbuhnya modal perusahaan secara organik sebesar 19,54%dari Rp87,55 miliar menjadi Rp104,65 miliar. Adapun total aset perseroan mencapai Rp299,49 miliar pada 2011, naik 33,42% dari Rp224,46 miliar pada 2010. (Bsi) Kesimpulan : Pada PT. Asuransi Mitra Maparya telah membukukan kenaikan laba bersih sebesar 12,8% dari tahun sebelumnya, kenaikan hasil underwriting 25,70% dari tahun sebelumnya. sementara itu hasil investasi anak usaha PT Griyansani mengalami kenaikan sebesar 17,68% dengan kenaikan laba bersih tumbuhnya modal perusahaan secara organik sebesar 19,54%. Dengan penjelasan tersebut dapat disimpulkan bahwa PT. Asuransi Mitra Maparya telah berhasil meningkatkan laba bersih dari tahun sebelumnya. sumber :http://www.bisnis.com/articles/laporan-keuangan-asuransi-mitra-maparya-raup-laba-rp17-13-miliar

Rabu, 28 Maret 2012

KENDALA IFRS


Aswida Srikanti

Kendala-kendala adopsi IFRS :
1.    1.  System hukum dan politik
2.    2.  System perpajakan dan fiscal
3.    3.  Nilai-nilai budaya korporasi
4.   4.   System pasar modal dan peraturan terkait dengan pemilikan korporasi
5.   5.   Kondisi ekonomi dan bisnis
6.    6.  Teknologi
Dari keenam faktor diatas, factor penghambat yang paling utama adalah system perpajakan dan fiscal yang belum sinkron antara suatu Negara dengan Negara pengadopsi IFRS lainnya.


Kendala adopsi penuh IFRS di Indonesia :
1.     1. Kurang siapnya infrastruktur seperti DSAK sebagai financial accounting standart setter di Indonesia
2.     2. Kondisi peraturan perundang-undangan yang belum tentu sinkron dengan IFRS
3.    3. Kurang siapnya SDM dan dunia pendidikan di Indonesia
4.     4. Proses penerjemahan IFRS menjadi PSAK, terkadang membutuhkan waktu yang relative lama, terkadang juga memberikan makna yang berdeda dengan sumber aslinya.
 
 SUMBER : http://www.scribd.com/doc/83892350/makalah-IFRS